La Wis Kadung Nglamar

(Oleh: Siti Hardijanti Rukmana)

12

Ada cerita lucu namun indah untuk dikenang dari bapak dan ibu kami, jenaka pun mesra yang ingin saya share di media ini.

Suatu hari kami sedang berkumpul, melihat foto-foto lama, tiba-tiba ibu tertawa geli.

Saya tanya : “Ada apa tho bu, kok gembujeng (tertawa ).”

Ibu menjawab : “Bapakmu itu dulu waktu dikenalkan dengan ibu pertama kalinya kecele.”

“Kecelek kena apa bu,” saya bertanya

“Saat itu ibu kurusan, kulitnya kuning bagus,” ibu tertawa geli lagi.

“Makanya bapak jadi jatuh cinta dengan ibu,” saya katakan ke ibu.

“Iyo wuk, bapak akhirnya melamar, beberapa lama kemudian ketemu lagi, bapak koyone rodo kaget, kok lain ibu kulitnya.
Kowe ngerti wuk, waktu bapak dikenalin ke ibu … terus nglamar kae, ibu baru saja sembuh dari sakit kuning, kulitnya kuning, kurus, ketok menik menik, dadi bapakmu rodo kesengsem, ternyata kok sekarang ibu agak hitam (karena aktif di Palang Merah). Bapakmu kecele .. (hi hi hi), ora menik menik ning menuk-menuk saiki,” kata ibu sambil tertawa geli.

“Tapi kan tetep kromo (menikah) tho bu, itu kan tandanya bapak cinta sama ibu,” kata saya.

Jawabnya ibu : “La wis kadung nglamar.”

Saya lihat bapak, beliau hanya tersenyum, maklum bapak orangnya pendiem.

Saya tanya ke bapak : “Betul ya pak cerita ibu”

Bapak jawab : “Iyo, tapi ibumu tetep ayu.”

“Walah bapak “ jawab ibu sambil tersipu.

Kami tertawa melihat tingkah ibu…

*

Jakarta, menjelang buka, Ramadhan hari ke delapan 1439H / 24 Mei 2018 H

12 Comments
  1. Tvkija says

    Dh, mbak tutut
    Ini kisah nggak ada di buku untold storis ya?

  2. noor johan nuh says

    terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenankan…

  3. Yuris Joko Purwoto says

    Saya merindukan kepemimpinan Pak Harto… Kesehajaan dan keharmonisan Pak Harto dan Bu Tien… Semoga Almarhum dan Almarhumah mendapatkan Ridho Allah atas segala amal kebaikannya… Aamiin…

  4. Andra buddys says

    Inspiratif

  5. Dedik Sugianto says

    Selamat Pagi, mohon ijin ambil tulisan dan gambar dan akan saya muat dimedia saya, terimakasih

  6. Behamami says

    Wah…. baru ngikutin cerita ini. Trimakasih mbak Tutut.

  7. Muhammad Alfath says

    Semoga Allah menempatkan bapak soeharto dan ibu tien dalam syurganya Allahu, dan semoga ibu tutut dapat melanjutkan estafet semangat perjuangan demi Indonesia raya demi Indonesia Jaya

  8. Angger says

    Cerita Manis … yg bikin “iri”

    Semoga cerita manis ini / romantika cinta di era perjuangan bangsa Indonesia,
    semoga ada yg menuangkan dalam senitron pendek / ftv .

  9. Olga says

    Sangat indah dan lucu cerita ibu..aplg bs di share dng anak cucu dan kt semua..cinta pertama tdk akan pernah berubah sekalipun kulit berubah jodoh yg telah ditetapkan…bpk ganteng dng senyum kharisma nya dan Ibu manis ayu penuh dng aura keibuan yg kental..sangat mengayomi…tp terpancar jiwa yg kuat,penyemangat,pendorong dan pengayom bg bpk dan kel…Semoga Alm bpk&Almh Ibu tercinta husnul khatimah dlm pelukan Allah SWT…Aamiin..Alfatiha

  10. Dero says

    Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh
    Saya senang membaca ini. Cerita tentang masa Nglamar. Wah asik banget ketika saya baca, dan imajinasi pun main. Sepertinya bagus jika ceritanya dibuat dalam sebuah novel atau di tulis dalam web ini. Sayangnya saya belum pernah tau bagaimana irama dalam melamar. Ibu Tutu hebat masih ingat dalam sebuah cerita masa lalu.

  11. Adhita Yudha says

    generasi akhir jaman serba murah dari kepimpinan Almarhum Soeharto, semoga arwah bapak pembangunan bangsa Indonesia diberikan tempat yg baik oleh ALLAH SWT (Teringat uang 50rb gambar bapak Soeharto yg masih saya simpan)

  12. sean velmakiano says

    Rindu sekali dengan Bapak sama Ibu Soeharto… kala itu negara sangat damai.. sejuk.. semoga Alm dan Almh ditempatkan disisi yang terbaik…

Leave A Reply

Your email address will not be published.